Indodax Kripto Adalah
Sejarah dan Perkembangannya di Dunia Kripto
Altcoin berusaha untuk memperbaiki keterbatasan yang dirasakan dari aset kripto dan blockchain asalnya atau pesaingnya. Altcoin pertama adalah Litecoin, yang di-fork dari blockchain Bitcoin pada tahun 2011.
Litecoin menggunakan mekanisme konsensus proof-of-work (PoW) yang berbeda dari Bitcoin, yang disebut Scrypt (dibaca ess-crypt), yang lebih hemat energi dan lebih cepat dibandingkan dengan mekanisme PoW SHA-256 milik Bitcoin.
Ether adalah altcoin lainnya. Namun, ether tidak di-fork dari Bitcoin. Ether dirancang oleh Vitalik Buterin, Dr. Gavin Wood, dan sejumlah orang lainnya untuk dipakai dalam Ethereum, mesin virtual berbasis blockchain terbesar di dunia.
Ether (ETH) berfungsi sebagai alat pembayaran bagi anggota jaringan yang melakukan validasi transaksi dengan mesin mereka. Ether juga digunakan sebagai jaminan (staking) untuk mendapatkan hak menjadi validator dan pengusul blok.
Kelebihan dan Kekurangan Investasi Altcoin
Perlu diketahui bahwa salah satu kelebihan utama berinvestasi di altcoin bagi para investor adalah peluang untuk diversifikasi portofolio.
Altcoin menawarkan berbagai pilihan dengan fungsi dan teknologi yang berbeda, yang memungkinkan investor menyebarkan risiko mereka di berbagai proyek kripto.
Selain itu, banyak altcoin memiliki biaya masuk yang lebih rendah dibandingkan Bitcoin, yang menjadikannya alternatif yang menarik bagi investor yang ingin berpartisipasi di pasar mata uang kripto tanpa mengeluarkan modal besar.
Namun, ada juga beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan. Volatilitas altcoin cenderung lebih tinggi daripada Bitcoin, yang dapat menyebabkan fluktuasi harga yang ekstrem dalam waktu singkat.
Bukan itu saja, sulitnya menentukan altcoin mana yang memiliki kasus penggunaan yang sukses di pasar menjadi tantangan tersendiri bagi investor.
Banyak altcoin tidak memiliki utilitas yang jelas atau dukungan jangka panjang, yang membuat risiko kehilangan nilai lebih tinggi. Sejumlah altcoin bahkan mungkin tidak bertahan lama, membuat investor rentan terhadap kerugian.
Nah, itulah tadi pembahasan menarik tentang pengertian Altcoin, mulai dari sejarah, kelebihan hingga kekurangannya yang dapat kamu baca selengkapnya di artikel Akademi crypto di Indodax Academy.
Altcoin adalah mata uang kripto selain Bitcoin, dan kadang-kadang termasuk Ethereum. Altcoin mencakup ribuan token yang dirancang untuk tujuan berbeda.
Banyak altcoin dibuat sebagai solusi untuk keterbatasan Bitcoin, dengan menawarkan kecepatan transaksi lebih cepat, biaya lebih rendah, atau fitur baru seperti smart contract.
Altcoin populer meliputi stablecoin seperti USDT, token utilitas seperti Ether, dan token meme seperti Dogecoin.
Ya, pasar altcoin cenderung lebih volatil dan memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan Bitcoin karena likuiditas yang lebih rendah dan banyaknya proyek yang gagal.
Hanya altcoin yang memiliki utilitas jelas dan dukungan kuat yang kemungkinan akan bertahan di masa depan. Banyak altcoin lain mungkin menghilang dari pasar.
Dapatkan pengalaman memperdagangkan ratusan aset kripto populer seperti Bitcoin, Ethereum, Dogecoin, Ripple, Tron, Cardano, Polkadot, Polygon, Dogecoin, Pepecoin, dan Shiba inu dengan mudah dan menguntungkan hanya di Indodax. Sebagai pelopor aplikasi trading kripto pertama buatan Indonesia, Indodax menawarkan fitur-fitur lengkap dengan tampilan profesional dan antarmuka sederhana untuk semua level trader."Nikmati kemudahan trading aset kripto dengan Indodax Pro untuk tampilan trading profesional dengan grafik & indikator teknikal yang dapat dikustomisasi. Indodax Lite untuk antarmuka sederhana bagi pemula. Fitur Deposit Direct Transfer memungkinkan deposit dana secara mudah dan aman tanpa biaya melalui Transfer Langsung BCA untuk pengalaman jual beli aset kripto yang lancar.Kategorisasi Koin untuk pencarian ribuan aset kripto lebih cepat. Lacak portofolio secara real-time dalam satu dashboard. Fitur Alarm untuk notifikasi sinyal trading tepat waktu saat harga pemicu tercapai.Raih Keuntungan Maksimal dari Aset Kripto dengan Earn & Staking di Indodax. Dapatkan Passive Income rutin dengan memaksimalkan fitur Earn untuk menghasilkan pendapatan pasif dari kripto Anda. Atau manfaatkan program Staking untuk mendapatkan keuntungan dengan meminjamkan aset kripto yang Anda miliki.Terapkan strategi Dollar Cost Averaging (DCA) agar bisa mengakumulasi kripto secara efisien dengan pembelian berkala. Lakukan pembelian rutin dalam jumlah tetap untuk mengakumulasi aset kripto Anda secara perlahan dengan teknik DCA. Strategi tepat untuk investasi jangka panjang.Ajak teman bergabung di Indodax lewat Program Referral dan dapatkan Bonus Menggiurkan. Semakin banyak yang Anda ajak, bonusnya akan semakin besar!Tingkatkan wawasan Anda tentang Kripto & Blockchain Teknologi di Indodax Academy. Di sini Anda bisa mempelajari edukasi kripto dan teknologi blockchain secara gratis untuk semua level, dari pemula hingga mahir. Indodax Academy adalah pusat edukasi terlengkap bagi pecinta kripto.Dengan lebih dari 6,5 juta pengguna terdaftar, Indodax merupakan aplikasi trading kripto terbesar dan terpercaya di Indonesia yang diverifikasi Bappebti serta memiliki sertifikasi ISO internasional 9001:2015, 27001:2013, dan 27017:2015 untuk keamanan maksimal. Customer Service 24/7 siap memandu trading Anda.Download Indodax sekarang di App Store/Google Play! Temukan kemudahan dan keuntungan maksimal dalam trading aset kripto. Ikuti kami di media sosial kami untuk info terbaru:Instagram: https://www.instagram.com/indodax/Twitter: https://twitter.com/indodaxFacebook: https://www.facebook.com/indodaxYoutube: https://www.youtube.com/c/indodaxDiscord Indodax: https://discord.gg/fpkt5MZZ5kTelegram Indodax: https://t.me/indodaxroom
Bitcoin merupakan aset kripto pertama, diluncurkan pada tahun 2009, dan menjadi yang paling populer, hal ini karena Bitcoin memiliki jumlah terbatas yaitu hanya 21 juta Bitcoin yang akan beredar dan tidak akan lebih.
Liputan6.com, Jakarta - Data dari situs Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), saat ini ada 25 Calon Pedagang Fisik Aset Kripto yang telah terdaftar, salah satunya adalah PT Indodax Nasional Indonesia atau INDODAX.
Mengutip informasi resmi pihak perusahaan yang diterima, Jumat, 13 Januari 2023, INDODAX adalah startup teknologi finansial di dalam bidang aset kripto dan blockchain seperti Bitcoin, Ethereum, Ripple atau sebanyak lebih dari 200 aset kripto dari seluruh dunia dengan pergerakan harga selama 24 jam.
Didirikan sejak 2014, INDODAX sudah melayani lebih dari 5.6 juta member di Indonesia. INDODAX juga telah mendapatkan perizinan dari Bappebti.
INDODAX menjadi perusahaan marketplace aset kripto pertama di Indonesia yang mendapatkan dua sertifikasi internasional sekaligus pada 2019, yaitu 9001: 2015, 27001:2013. Kemudian pada Juli 2021 Indodax kembali mendapatkan satu sertifikat ISO yaitu ISO 27017:2015. Kini, Indodax memiliki 3 sertifikat ISO.
Dengan pengakuan pemerintah Indonesia dan standarisasi internasional yang mereka dapatkan, menandakan bahwa INDODAX merupakan perusahaan platform investasi aset kripto terpercaya.
Sekalipun harga aset kripto seperti Bitcoin dapat bernilai ratusan juta rupiah per coin nya tapi transaksi di INDODAX memungkinkan dilakukan mulai dari 10 ribu rupiah membuat banyak masyarakat Indonesia tertarik dengan perdagangan ini dan menjadi mata pencaharian kerja secara full time.
INDODAX mendedikasi kepada member dan calon member untuk bertransaksi aset kripto menggunakan Rupiah dengan sistem terbaik, tercepat, termudah dan paling aman.
CEO INDODAX, Oscar Darmawan telah meraih berbagai penghargaan, diantaranya adalah salah satu pemenang dari Fortune Indonesia 40 Under 40.
Selain itu, namanya pun masuk di Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai orang Indonesia pertama yang mendaftarkan pernikahannya di Bitcoin Blockchain 10ef0e, 5b5a06, 0062f6, 39f9ec, f041c4,5ff791, c20f6b, 1be885, 017202u.
Di awal karirnya, ia melihat pasang surut uang digital global, yang membuatnya memahami tantangan platform uang digital. Karena memiliki jiwa wirausaha yang kuat sejak usia sangat muda, Oscar memutuskan untuk kembali ke negara asalnya, Indonesia, untuk memiliki usaha sendiri, di bidang teknologi internet meskipun awalnya tidak mendapat dukungan dari keluarga.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Belakangan aset kripto makin banyak diminati warga Indonesia. Jangan asal ikut-ikutan tren, cek beberapa hal ini sebelum kamu memutuskan berinvestasi di aset kripto.
Transaksi Bursa dengan Mudah
Mulai transaksi bursa dengan 3 langkah mudah: deposit, beli, dan jual.
Jakarta (ANTARA) - Chief Executive Officer (CEO) Indodax Oscar Darmawan menyarankan para investor pemula yang baru terjun ke pasar kripto untuk memulai dengan mempelajari analisis fundamental kripto, salah satunya dengan mempelajari whitepaper kripto.
"Whitepaper dalam kripto merupakan sebuah penjelasan detail dari proyek token atau koin kripto. Di mana di dalam whitepaper biasanya berisi nama tim yang terlibat dalam pembuatan kripto tersebut, roadmap yang akan dijalankan, teknologi yang digunakan, serta permasalahan dan solusi. Tidak lupa juga, kadang kita bisa melihat utility dari kripto tersebut untuk apa. Tidak hanya pada kripto, beberapa whitepaper juga ada pada proyek DEFI maupun game P2E," kata Oscar melalui keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu.
Oscar juga menyarankan kepada para investor untuk dapat memperhatikan poin paling utama dalam membaca whitepaper, yaitu tanggal tertulis pada dokumen tersebut dan juga siapa penulisnya.
Hal lain yang tak kalah penting, yakni bagian abstrak yang mana merupakan rangkuman dari tujuan dibuatnya proyek kripto itu untuk memberikan solusi dari pemecahan masalah yang ada.
Lebih lanjut, melalui whitepaper, investor juga mampu mengetahui orang-orang di balik proyek kripto tersebut dan melakukan background check pendidikan serta experience yang mereka punya.
Namun, hal itu tentu tidak berlaku jika pembuat token memutuskan untuk tak terlacak atau anonymous. Investor juga bisa melihat roadmap fase-fase dan rencana apa yang akan dijalankan proyek kripto tersebut ke depannya.
"Dengan semakin majunya teknologi, besar kemungkinan para developer kripto tersebut merubah jaringan atau beberapa rencana yang hendak dilakukan. Hal ini lumrah terjadi mengingat dengan adanya teknologi blockchain, perubahan macam hard fork jaringan pasti akan selalu ada. Investor pun perlu melihat siapa penulis dari whitepaper tersebut. Biasanya yang menulis adalah salah satu orang penting di proyek tersebut," jelas Oscar.
Lebih lanjut ia menilai, fungsi whitepaper tidak hanya berlaku bagi investor, tetapi juga merupakan faktor penting bagi developer suatu proyek kripto itu sendiri. Dengan adanya whitepaper, developer dapat membuat perancangan yang lebih sistematis dan terstruktur untuk proyek buatannya.
Adapun pasar kripto di Indonesia telah mengalami peningkatan yang sangat pesat. Data terbaru Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) menunjukkan bahwa jumlah investor kripto di Indonesia telah mencapai 17,14 juta orang hingga kuartal I-2023, di mana pada tahun 2020 tercatat hanya sekitar 4 juta investor.Baca juga: Bappebti seleksi tiga perusahaan untuk bursa kriptoBaca juga: Indodax lakukan audit "Proof of Reserve" tingkatkan rasa aman bagi nasabahBaca juga: Indodax sebut smart contract tunjang transaksi kripto tetap transparan
Pewarta: Bayu SaputraEditor: Biqwanto Situmorang Copyright © ANTARA 2023
Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.
Kekurangan Altcoin: Likuiditas Rendah dan Risiko Tinggi
Terkait kekurangannya, altcoin memiliki pasar investasi yang lebih kecil dibandingkan dengan Bitcoin. Sejak tahun 2016, Bitcoin umumnya tetap berada di atas 40% dari total pasar aset kripto global.
Pasar altcoin biasanya didominasi oleh lebih sedikit investor dan aktivitas perdagangan yang rendah, sehingga mengakibatkan likuiditas yang terbatas.
Di samping itu, tidak selalu mudah untuk membedakan antara altcoin yang berbeda dan kasus penggunaan masing-masing sehingga membuat keputusan investasi menjadi lebih rumit dan membingungkan.
Kekurangan lainnya adalah beberapa altcoin yang “mati” akhirnya membuat para investor kehilangan uang mereka.
Bagaimanakah Masa Depan Altcoin?
Diskusi tentang masa depan altcoin dan aset kripto memiliki kesamaan sejarah dengan situasi yang menyebabkan penerbitan dolar oleh pemerintah federal pada abad ke-19.
Berbagai bentuk mata uang lokal beredar di Amerika Serikat pada saat itu, masing-masing memiliki karakteristik unik dan didukung oleh instrumen yang berbeda. Bank-bank lokal juga menerbitkan mata uang, kadang-kadang didukung oleh cadangan fiktif.
Keanekaragaman mata uang dan instrumen keuangan tersebut mirip dengan situasi pasar altcoin saat ini. Ada ribuan altcoin yang tersedia di pasar, masing-masing mengklaim melayani tujuan dan pasar yang berbeda.
Keadaan pasar altcoin saat ini menunjukkan bahwa kemungkinan besar tidak akan terjadi konsolidasi ke dalam satu mata uang kripto tunggal.
Meski demikian, diperkirakan bahwa sebagian besar dari ribuan altcoin yang ada di pasar kripto kemungkinan tidak akan bertahan lama.
Pasar altcoin mungkin akan terkonsentrasi pada beberapa altcoin saja—yang memiliki utilitas kuat, kasus penggunaan yang jelas, serta tujuan blockchain yang solid—yang pada akhirnya akan mendominasi pasar.
Jenis-jenis Altcoin Berdasarkan Fungsi dan Kegunaannya
Adapun berdasarkan fungsi dan kegunaannya, berikut ini adalah jenis-jenis altcoin yang perlu diketahui.
Sesuai dengan namanya, token pembayaran dirancang untuk digunakan sebagai mata uang—untuk menukar nilai antara pihak-pihak yang bertransaksi. Contoh utama dari token pembayaran ini adalah Bitcoin.
Sejak awal diluncurkan, perdagangan dan penggunaan aset kripto ditandai dengan volatilitas tinggi. Tujuan stablecoin adalah guna mengurangi volatilitas tersebut dengan mengaitkan nilainya dengan aset lain.
Hal itu dilakukan dengan memegang aset cadangan. Beberapa aset yang dipegang oleh pencipta stablecoin adalah mata uang fiat, logam mulia, atau aset investasi. Fluktuasi harga stablecoin biasanya berada dalam rentang yang sangat sempit.
Stablecoin yang terkenal hingga saat ini meliputi USDT dari Tether, DAI dari MakerDAO, dan USD Coin (USDC).
Pada Maret 2021, raksasa pemrosesan pembayaran Visa Inc. mengumumkan bahwa mereka akan mulai menyelesaikan beberapa transaksi di jaringannya menggunakan USDC di atas blockchain Ethereum, dengan rencana untuk memperluas solusi penyelesaian tersebut.
Token sekuritas adalah token yang mewakili upaya penggalangan dana atau kepemilikan. Token ini juga bisa mewakili aset yang telah di-tokenisasi. Tokenisasi adalah proses mengalihkan nilai dari suatu aset ke token.
Aset apa pun bisa di-tokenisasi, seperti properti atau saham. Agar proses ini berhasil, aset tersebut harus dijamin dan disimpan dengan transparan. Jika tidak maka token tersebut tidak akan bernilai karena tidak merepresentasikan apa pun.
Token sekuritas diatur oleh Securities and Exchange Commission (SEC) karena dirancang untuk berfungsi seperti sekuritas.
Pada tahun 2021, perusahaan dompet Bitcoin Exodus berhasil menyelesaikan penawaran token Reg A+ yang disahkan oleh Securities and Exchange Commission, memungkinkan $75.000.000 saham biasa diubah menjadi token di atas blockchain Algorand.
Momen bersejarah ini menandai peluncuran sekuritas digital pertama yang menawarkan ekuitas di perusahaan penerbit berbasis di Amerika Serikat.
Token utilitas digunakan untuk menyediakan layanan di dalam jaringan. Misalnya, token ini bisa digunakan untuk membeli layanan, membayar biaya jaringan, atau menukarkan hadiah.
Filecoin, yang berfungsi untuk membeli ruang penyimpanan di jaringan terdesentralisasi dan menjaga keamanan data, merupakan contoh token utilitas. Ether (ETH) juga merupakan token utilitas.
Ether dirancang untuk digunakan dalam blockchain Ethereum dan mesin virtualnya untuk membayar transaksi.
Stablecoin USTerra sebelumnya menggunakan token utilitas untuk mencoba mempertahankan nilai yang terkait dengan dolar—yang hilang pada 11 Mei 2022—dengan mencetak dan membakar dua token utilitas untuk menciptakan tekanan harga naik atau turun.
Token utilitas dapat dibeli di bursa dan disimpan, tetapi token ini dirancang untuk digunakan dalam jaringan blockchain agar tetap berfungsi.
Sesuai namanya, meme coin atau koin meme terinspirasi dari lelucon atau sindiran terhadap aset kripto terkenal lainnya.
Meme coin biasanya dengan cepat mendapatkan popularitas, sering kali dipromosikan oleh influencer atau investor terkenal yang mencoba memanfaatkan keuntungan jangka pendek.
Banyak yang mengacu pada lonjakan tajam altcoin jenis ini selama April dan Mei 2021 sebagai “musim meme coin”, ketika ratusan aset kripto ini mengalami lonjakan persentase besar berdasarkan spekulasi semata.
Bagaimana Cara Kerja Altcoin?
Altcoin bekerja dengan cara yang serupa dengan Bitcoin dan Ethereum dalam hal teknologi blockchain, tetapi dengan beberapa perbedaan signifikan yang memberinya karakteristik dan kegunaan unik.
Salah satu konsep penting dalam dunia altcoin adalah fork, yang merupakan proses ketika pengembang memutuskan untuk membuat cabang dari blockchain yang sudah ada.
Hal itu terjadi karena adanya perubahan protokol atau ketidaksepakatan di antara komunitas pengembang. Fork ini dapat menghasilkan altcoin baru yang menggunakan modifikasi dari blockchain aslinya.
Adapun yang lain melakukan fork atau dikembangkan dari nol, dengan tujuan menciptakan blockchain dan token yang menarik bagi industri atau kelompok tertentu.
Misalnya upaya Ripple yang menggunakan XRP Ledger dan XRP untuk menarik industri perbankan dengan sistem pembayaran yang lebih cepat.
Kelebihan Altcoin: Inovasi dan Beragam Pilihan
Altcoin dianggap sebagai “versi yang lebih baik” dari aset kripto asalnya karena mereka bertujuan untuk mengatasi kekurangan yang dirasakan.
Altcoin yang menawarkan lebih banyak kegunaan cenderung memiliki peluang lebih baik untuk bertahan, seperti ether di jaringan Ethereum yang memiliki fungsi nyata.
Kelebihan lainnya adalah investor dapat memilih dari berbagai macam altcoin yang memiliki fungsi berbeda dalam ekonomi kripto.
Apa Itu Altcoin? Apa Perbedaannya dengan Bitcoin?
“Altcoin” merupakan gabungan dari 2 kata, yaitu “alternative” dan “coin”. Istilah ini umumnya mencakup semua aset kripto dan token yang bukan Bitcoin.
Altcoin terkait dengan blockchain di mana mereka secara khusus dirancang. Banyak di antaranya merupakan hasil fork—menciptakan blockchain dari rantai lain—dari Bitcoin dan Ethereum.
Fork ini umumnya terjadi karena berbagai alasan. Sering kali, sekelompok pengembang memiliki pendapat yang berbeda dari kelompok lainnya dan memutuskan untuk menciptakan koin mereka sendiri.
Banyak altcoin digunakan dalam blockchain masing-masing untuk tujuan tertentu, seperti ether yang digunakan di Ethereum untuk membayar biaya transaksi.
Beberapa pengembang telah membuat fork dari Bitcoin dan muncul kembali sebagai upaya untuk bersaing dengannya sebagai metode pembayaran, seperti fork yang menciptakan Bitcoin Cash.
Beberapa altcoin menggunakan mekanisme konsensus yang berbeda untuk memvalidasi transaksi, membuka blok baru, atau berusaha membedakan diri dari Bitcoin dan Ethereum dengan menyediakan kemampuan atau tujuan baru yang lebih spesifik.
Sebagian besar altcoin dirancang dan diluncurkan oleh pengembang dengan visi atau kegunaan yang berbeda untuk token atau aset kripto mereka.