Kota Jepara Dikenal Sebagai Kota Kerajinan
Step 1: Let the number of boxes of fried rice be xxx. Then, the number of packets of noodles is x+4x+4x+4.
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Yuk cermati latihan soal dan kunci jawaban mata pelajaran Seni Budaya kelas 10 SMA/SMK hingga MA. Terdapat 50 soal pilihan ganda yang bisa dikerjakan.
Pahami latihan soal dan kunci jawaban mata pelajaran Seni Budaya kelas 10 SMA/SMK hingga MA. Siswa sebaiknya mengerjakan soal secara mandiri terlebih dahulu untuk mengukur kemampuan dalam menghadapi tes.
Berikut ini contoh soal dan kunci jawaban mata pelajaran Seni Budaya kelas 10:
Soal Seni Budaya Kelas 10:
1. Ide dalam penggarapan seni tari juga dapat ditampilkan pada berbagai unsur gerak seperti gerakan-gerakan berikut, kecuali….a. gerak murnib. gerak manusiawic. gerak maknawid. gerak asimetrise. gerak simetris
Baca juga: Orang yang Pekerjaannya Memainkan Wayang Kulit Disebut? 40+ Soal & Kunci Jawaban Seni Budaya Kelas 1
2. Perlengkapan yang digunakan untuk mendukung seni tari adalah….a. aksesorib. tata busanac. tata dekorasid. tata panggunge. property
3. Penyelenggaraan pergelaran musik juga dapat dilakukan di tempat-tempat seperti berikut, kecuali….a. lapanganb. alun-alunc. stadiond. gedunge. kantor pemerintah
4. Bahan utama dalam membuat batik tulis dan batik cap adalah….a. malamb. cantingc. kompord. wajane. meja pola
5. Kegiatan yang dilakukan oleh para peserta pergelaran pada tahap akhir persiapan disebut….a. latihanb. geladi kotorc. geladi bersihd. perencanaane. penataan
Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!
Jepara, Kota Sejarah sekaligus Kota Pusat Kerajinan
Bicara masalah Jepara, tentunya yang akan langsung teringat adalah budaya dan kerajinan seni ukir kayu. Jepara sejak dulu memang dikenal sebagai penghasil kerajinan kayu jati yang ternama. Apalagi, kayu dari Jepara dikenal dengan kualitasnya yang mumpuni.
Tapi, Jepara punya potensi yang jauh lebih banyak dari itu. Lokasinya yang eksotis, berada di daerah semenanjung. Posisinya yang dikelilingi lautan menjadikan Jepara sebagai salah satu destinasi favorit di Jawa Tengah. Apalagi, keindahan alamnya juga eksotis.
Terkait sejarah, Jepara dulunya dikenal dengan kejayaan Kerajaan Kalingga, terutama ketika dipimpin oleh Ratu Shima pada tahun 640 M. Di zaman itu, Kerajaan Hindu yang berpusat di Jepara ini sangat ternama dan disegani kerajaan lainnya.
Sebagai kota dengan kerajinan yang ternama di seantero Nusantara, tentunya jangan Anda lewatkan untuk berbelanja oleh-oleh ketika berkunjung ke daerah yang satu ini. Di daerah ini tidak hanya kerajinan, tapi fashion dan makanan juga akan menjadi hal yang perlu Anda incar.
Pakaian misalnya, yang rata-rata bisa Anda temukan di berbagai industri kreatif di kota ini. Jahitannya rapi, kainnya berkualitas tinggi, sehingga sangat pas untuk menjadi oleh-oleh yang paling berkesan.
Bali sebagai daerah penghasil batik didukung oleh masyarakatnya yang terkenal pandai dalam olah kesenian. Batik Bali sendiri dipercaya merupakan hasil penyebaran batik dari Pulau Jawa, namun memiliki ciri khas tersendiri. Motif Batik Bali terkenal memiliki makna nilai-nilai solidaritsa, seperti Sekar Jagad Bali, Teratai Banji, dan Poleng Biru.
Batik di Papua memiliki ciri khas yang berbeda dengan batik di daerah lain. Perbedaan itu lantaran Batik Papua memiliki motif yang menggambarkan apa yang dimiliki daerah Papua. Salah satu contohnya adalah motif burung Cendrawasih yang hanya ditemui di Papua, dan tidak ditemui di daerah lain. Selai Cendrawasih, Papua juga memiliki motif batik lain seperti Asmat, Sentani, Tifa, hingga Tambal Ukir. Sumber:Kompas.idPekalongakota.go.idJogjaprov.go.id
Shutterstock/Innayah Proses pembuatan batik tulis oleh seorang pengrajin di Kampung Batik Laweyan, Solo.
Kota Solo atau Surakarta sebagai salah satu pusat batik di Indonesia sudah terbangun sejak masa lampau. Diketahui, Solo pernah menjadi pusat Kerajaan Mataram Surakarta, dan dilanjutkan dengan Kasunanan Surakarta dan Pura Mangkunegaran. Eksistensi Solo sebagai pusat batik di Indonesia tercermin dari banyaknya sentra batik di kota ini. Baca juga: Ingin Tahu Proses Membatik di Kampung Batik Laweyan? Ini Caranya Sentra-sentra batik di Solo antara lain Batik Danar Hadi, Kampung Batik Kauman, Kampung Batik Laweyan, Pasar Klewer, Beteng Trade Center, Pusat Grosir Solo, hingga Lumbung Batik Solo. Di antara sentra batik tersebut, Kampung Batik Laweyan mungkin menjadi yang paling terkenal. Pasalnya, industri batik tulis di Laweyan ini sudah mulai berkembang sejak abad ke-14 Masehi, pada masa Kesultanan Pajang. Pada saat teknik batik cap ditemukan, Kampung Batik Laweyan juga tidak ketinggalan, bahkan melahirkan banyak juragan batik.
Asal nama Jepara berasal dari kata \x22ujung para\x22, kemudian berubah menjadi \x22ujung mara\x22 dan \x22Jumpara. Kata \x22ujung para\x22 dapat diartikan sebagai tempat pemukiman para pedagang yang berniaga ke berbagai daerah.
Menurut buku Sejarah Dinasti Tang (618-906 M) pada 674 M seorang musafir Tionghoa bernama I-Tsing pernah berkunjung ke negeri Holing atau Kaling atau Kalingga yang juga disebut Jawa. Keraaan ini diyakini berada di Keling, kawasan timur Jepara sekarang. Kaling dipimpin raja wanita bernama Ratu Shima yang dikenal tegas.
Penulis Portugis bernama Tome Pires dalam bukunya Suma Oriental, Jepara baru dikenal pada abad ke-XV (1470 M). Sebagai bandar perdagangan yang kecil dan baru ada 90-100 orang. Jepara dipimpin oleh Aryo Timur dan berada dibawah pemerintahan Demak.
Kemudian Aryo Timur digantikan oleh putranya yang bernama Pati Unus (1507-1521). Pati Unus mencoba untuk membangun Jepara menjadi kota niaga. Pati Unus dikenal sangat gigih melawan penjajahan Portugis di Malaka yang menjadikan mata rantai perdagangan Nusantara.
Setelah Pati Unus wafat, penggantinya adalah sang ipar, Faletehan/Fatahillah yang berkuasa (1521-1536). Kemudian pada tahun 1536 oleh penguasa Demak yaitu Sultan Trenggono, Jepara diserahkan kepada anak dan menantunya yaitu Ratu Retno Kencono dan Pangeran Hadirin, suaminya.
Namun setelah tewasnya Sultan Trenggono dalam Ekspedisi Militer di Panarukan Jawa Timur pada tahun 1546, timbulnya geger perebutan tahta kerajaan Demak yang berakhir dengan tewasnya Pangeran Hadiri oleh Aryo Penangsang pada tahun 1549.
Pada kematian orang-orang yang dikasihi membuat Ratu Retno Kencono sangat berduka dan meninggalkan kehidupan istana untuk bertapa di bukit Danaraja. Setelah terbunuhnya Aryo Penangsang oleh Sutowijoyo, Ratu Retno Kencono bersedia turun dari pertapaan dan dilantik menjadi penguasa Jepara dengan gelar Nimas Ratu Kalinyamat.
Pada masa pemerintahan Ratu Kalinyamat (1549/1579), Jepara berkembang pesat menjadi bandar niaga utama di pulau Jawa yang melayani ekspor dan impor. Disamping itu menjadi pangkalan angkatan laut yang dirintis sejak masa kerajaan Demak.
Sebagai seorang penguasa Jepara yang gemah ripah loh jinawi karena keberadaan Jepara pada saat itu sebagai Bandar Niaga yang sangat ramai, Ratu Kaliyamat dikenal mempunyai jiwa patriotisme yang anti penjajahan. Itu dibuktikan dengan pengiriman armada perangnya ke Malaka untuk mengempur Portugis pada tahun 1551 dan tahun 1574.
Tidak berlebihan jika orang Portugis saat itu menyebut sang Ratu sebagai Rainha de epara Sonora de Rica, yang memiliki arti Raja Jepara seorang wanita yang sangat berkuasa dan kaya raya.
Pada saat itu serangan ratu yang gagah berani itu melibatkan hampir 40 buah kapal yang berisikan kurang lebih 5.000 orang prajurit. Tapi serangan tersebut gagal, namun semangat patriotisme Ratu tidak pernah luntur dan gentar menghadapi penjajah bengsa portugis, yang di abad 16 itu sedang dalam puncak kejayaan dan diakui sebagai bangsa pemberani di Dunia.
Pada Oktober 1574 sang Ratu Kelinyamat mengirimkan armada militernya yang lebih besar di Malaka. Ekspedisi militer kedua ini melibatkan 300 buah kapal diantaranya 80 buah kapal jung besar berawak 15 ribu orang prajurit pilihannya. Pengiriman armada militer kedua ini dipimpin oleh panglima terpenting dalam kerajaan yang disebut orang Portugis sebagai Quilimo.
Sebagai peninggalan sejarah dari perang besar antar Jepara dan Portugis, sampai sekarang masih terdapat di Malaka Komplek kuburan yang disebut sebagai makam Tentara Jawa. Selain itu tokoh Ratu Kalinyamat juga sangat berjasa dalam budayakan seni ukir yang sekarang ini jadi andalan utama ekonomi Jepara yaitu perpaduan seni ukir Majapahit dengan seni ukir patih Badardawung yang berasal dari negeri Cina.
Menurut sejarah Ratu Kalinyamat wafat pada tahun 1579 dan dimakamkan di desa Mantingan Jepara, disebelah makam suaminya Pangeran Hadiri. Pada semua aspek positif yang telah dibuktikan oleh Ratu Kalinyamat sehingga Jepara menjadi negeri yang makmur, kuat dan sejahtera. Maka penetapan hari jadi Jepara yang mengambil waktu beliau dinobatkan sebagai penuasa Jepara atau yang bertepatan dengan tanggal 10 April 1549 ini telah ditandai dengan Candra Sengkala Trus Karya Tataning Bumi atau terus bekerja keras membangun daerah.
Selain itu muncullah beberapa tempat wisata yang sangat indah di kota Jepara seperti pantai, bukit, air terjun, hingga gunung yang sangat indah. Yang paling banyak diincar wisatawan adalah keindahan pantainya, tidak hanya pasir dan tempat pantai yang bersih melainkan berkat pemandangan yang alami.
Kalau ingin healing ke pantai adalah pilihan tepat, cocok jadi tempat bersantai sambil menikmati pemandangan matahari terbenam berwarna kuning keemasan yang sangat eksotis. Dan wisata alam yang unggulan dan ikonik dari kabupaten Jepara adalah Pulau Karimunjawa. Dari kota menuju tempat tersebut kita harus menyeberang dengan kapal selama 3-5 jam.
Walaupun jauh tapi keidahan alam di Karimunawa berhasil menghipnotis banyak wisatawan terutama akan keindahan bawah laut yang masih sangat asri dan terjaga dengan baik.